Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

"Pengadilan Hutan Rimba"

Gambar
  Pengadilan di Halaman Istana Raja Rimba Tuhan Allah memberikan hukum-hukum-Nya kepada bangsa Israel melalui Nabi Musa. Hukum itu yang dikenal   dengan Dasa Firman atau sepuluh perintah Allah. Perintah pertama sampai ketiga mengatur sikap kita terhadap Allah dan empat sampai sepuluh mengatur hubungan   kita dengan sesama . Terhadap Allah kita menghormati , menyembah , dan menguduskan hari yang disediakan khusus untuk bersujud, memuji, memuliakan, dan bersyukur kepada-Nya. Dan terhadap sesama, pertama adalah menghormati ayah dan ibu. Orang tua   dianggap sebagai wakil Tuhan di dunia yang harus dihormati.Kedudukan orang tua, sikap dan perlakuan anak kepada mereka banyak dikemukakan dalam Kitab Suci. Perintah-perintah yang lain jangan membunuh , jangan berzinah , jangan mencuri , jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu, jangan mengingini rumah sesamamu dan juga mengingini isterinya serta milikya yang lain adalah larangan-larangan Tuhan agar kita tidak sewenang-wenang

Panggung Kebebasan

Gambar
  Kebebasan Bertanggungjawab             Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk merdeka , sehingga manusia bebas menentukan nasib hidupnya sendiri. Meskipun demikian Tuhan tetap menuntun manusia agar selamat, terhindar dari petaka yang mengakibatkan kemusnahan. Tuhan tidak memberikan kebebasan buta kepada manusia. Setiap pilihan dinyatakan lengkap dengan konsekuensinya. Dan manusia dengan kebebasannya memilih serta menjalankan pilihan hidup yang sesuai dan menguntuntungkan dengan tidak mengorbankan martabatnya luhurnya dengan perbuatan atau sikap hidup yang tercela. Kenyataannya banyak orang menyalahgunakan anugerah kebebasan itu. Mereka memilih cara hidup yang menghancurkan diri dan sesama, misalnya dengan perbuatan mabuk-mabukan, berjudi, melacurkan diri , dan lain sebagainya. Mereka mengartikan kebebasan sebagai tanpa aturan, larangan atau koreksi dari pihak lain. Kebebasan manusia bukanlah bebas dan liar tanpa aturan. Sedangkan hewan dan unggas yang liar sekalipun tet

Sahabat Sejati

Gambar
  Kita daki bukit batu ini bersama “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja” (Kej. 2:18). Sabda itu menunjukkan bahwa sejak semula Tuhan menghendaki adanya persahabatan dan persaudaran di antara manusia. Tuhan melihat bahwa persahabatan manusia dengan makhluk lain bukanlah persahabatan yang wajar karena dalam suatu persahabatan dibutuhkan komunikasi verbal dari hati, dan interaksi secara pribadi yang mendalam secara timbal-balik. Persahabatan di antara kaum muda cenderung bersifat lahiriah. Mereka memilih teman dengan kriteria cantik, tampan, kaya, pintar, dan menguntungkan dirinya. Rasa kesetia-kawanan   di antara mereka terkadang sedemikian kuat sehingga mereka dapat melakukan hal-hal yang terpuji secara bersama-sama, sebaliknya tidak jarang juga melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Di dalam pertemuan ini, peserta diajak untuk menggali dan menemukan arti persahabatan yang lebih mendalam agar mereka dapat membina suatu persahabatan yang sehat. Persahabatan sejati yang