Panggung Kebebasan
Kebebasan Bertanggungjawab |
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk merdeka, sehingga manusia bebas menentukan nasib hidupnya sendiri. Meskipun demikian Tuhan tetap menuntun manusia agar selamat, terhindar dari petaka yang mengakibatkan kemusnahan. Tuhan tidak memberikan kebebasan buta kepada manusia. Setiap pilihan dinyatakan lengkap dengan konsekuensinya. Dan manusia dengan kebebasannya memilih serta menjalankan pilihan hidup yang sesuai dan menguntuntungkan dengan tidak mengorbankan martabatnya luhurnya dengan perbuatan atau sikap hidup yang tercela.
Kenyataannya banyak orang menyalahgunakan anugerah kebebasan itu. Mereka memilih cara hidup yang menghancurkan diri dan sesama, misalnya dengan perbuatan mabuk-mabukan, berjudi, melacurkan diri, dan lain sebagainya. Mereka mengartikan kebebasan sebagai tanpa aturan, larangan atau koreksi dari pihak lain. Kebebasan manusia bukanlah bebas dan liar tanpa aturan. Sedangkan hewan dan unggas yang liar sekalipun tetap memiliki habitat dan habitus alamiah yang tidak mungkin diserobot, misalnya kuda tidak menjadi pemakan daging dan harimau menjadi pemakan rumput. Segala margasatwa mempunyai kebebasan naluriah, tetapi manusia memiliki kebebasan yang terikat pada otoritas si manusia, apakah mau menggunakan kebebasan seperti binatang ataukah kebebasan yang tidak bertentangan dengan norma-norma sosial.
Kaum muda adalah kelompok yang mulai melepaskan diri dari otoritas orang dewasa serta dari berbagai peraturan. Mereka melihat peraturan sebagai hal yang menghambat kebebasan. Karena sebagian dari mereka mengartikan kebebasan sebagai hidup tanpa peraturan atau campur tangan dari orang lain. Dalam hal ini, orang dewasa; orang tua, guru, atau sanak saudara yang lebih tua, sering dipandang sebagai pembuat peraturan yang menghambat kebebasan. Dengan demikian para remaja merasa terbelenggu, dan berusaha melepaskan diri dari pengaruh-pengaruh orang dewasa.
Ada sebagian kaum muda yang secara sadar mencoba melanggar peraturan sekolah dan peratuan yang berlaku di masyarakat, misalnya dengan membolos sekolah, merokok, lalai mengerjakan PR, berjudi dan tawuran. Dan ternyata kebebasan itu merugikan diri mereka sendiri dan juga merugikan masyarakat. Akibatnya para remaja atau kaum muda sering dinilai tidak sopan, nakal, brutal dan jahat.
Acara Panggung Kebebasan, memberikan kebebasan kepada peserta untuk mengekspresikan arti kebebasan menurut pandangannya. Mereka juga diberi pengertian akan konsekuensi atau dampak dari pelanggaran sebuah peraturan. Mereka perlu mengetahui dan memahami makna dan manfaat peraturan serta larangan yang diterapkan oleh sekolah, pemerintah dan masyarakat.
Arti kebebasan dan contoh peraturan dalam hidup bersama.
Adik-adik, kita adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang hidup bermasyarakat, mempunyai kemampuan untuk hidup bersama dalam kelompok. Dimana setiap individu memiliki potensi dan kemampuan berinteraksi, menyesuaikan diri, menyumbangkan bakat dan kemampuan intelektual serta ketrampilan. Dengan demikian kehadiran seorang manusia diterima dan diakui serta dibutuhkan oleh manusia yang lain. Tetapi karena manusia itu mempunyai kebebasan pribadi yang terlebur dalam masyarakat yang sangat beragam bahasa, budaya dan adat istiadat, maka dibuatlah aturan hidup bersama agar tercipta keteraturan dan keselarasan.
Bayangkanlah betapa kacaunya suatu masyarakat tanpa peraturan. Misalnya tidak ada peraturan lalu lintas dengan rambu-rambunya; tidak ada peraturan dan jadwal yang jelas di sekolah, mulai dari hari Senin sampai dengan Sabtu; siswa boleh masuk sesukanya atau boleh memilih kelas sesukanya sesuai kemauannya; para guru boleh mengajar semaunya. Dan juga tidak ada peraturan di masyarakat, misalnya setiap orang boleh tinggal di rumah siapa saja dan boleh membawa mobil atau motor siapa saja tanpa harus minta izin. Jika demikian, yang terjadi adalah hukum rimba. Mereka yang kuat pasti ’melahap’ yang lemah dan situasi yang terjadi ialah saling ’mencakar atau menggigit’ - ”homo momini lupus” demi mempertahankan teritorialnya.
Kita adalah makhluk bebas, tetapi kebebasan macam apa yang harus kita miliki sebagai makhluk sosial, rasional, berhatinurani dan bermartabat luhur? Bebas bukan asal bebas atau ‘semau gue’ melainkan bebas bertanggung jawab yang tetap menghargai kepentingan dan hak-hak orang lain. Untuk itu, dalam setiap kelompok harus ada peraturan agar manusia tidak jatuh dalam kebebasan ‘semau gue’ yang merugikan kebersamaan dengan orang lain.
Dalam keluarga perlu ada aturan hidup. Coba perhatikan keluarga-keluarga yang tidak mempunyai peraturan, sering terjadi percekcokan, pertengkaran yang mengakibatkan perpecahan. Sekolah adalah lembaga pendidikan yang membina dan membentuk kepribadian, mengembangkan ratio serta hati nurani seseorang untuk hidup bermasyarakat, sehingga sekolah syarat dengan peraturan. Biarpun demikian dalam hidup bermasyarakat tetap ada banyak peraturan, dan bila terjadi pelanggaran maka si pelaku dikenai denda, sanksi atau hukuman, yang menyadarkan orang untuk kembali pada jalur sosial berdasarkan konsesus yang telah dibakukan dalam peraturan secara lisan dan tertulis.
Tetapi untuk
kepentingan siapa peraturan itu? Dengan mengetahui jawabannya, kita akan lebih
mudah menjalankan
sebuah peraturan. Untuk itu, kalian akan masuk dalam
kelompok-kelompok dan membuat kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
kebebasan.
Tanya jawab:
Kebebasan yang ditakuti |
§ Kebebasan apa saja yang disenangi kaum muda? (berkreasi mencipta hal yang baru, menonton di bioskop, merokok, main game, chating, facebook, twitter, pacaran, tawuran, kebut-kebutan, tidak ada peraturan, tidak ada larangan, bebas berbuat apa saja).
§ Manakah kebebasan kaum muda/anak yang sering ditakutkan atau dikhawatirkan oleh orang tua? (pergaulan bebas, tawuran, merokok, narkoba, kebut-kebutan, seks bebas).
§ Kebebasan apa saja yang dilarang sekolah? (tawuran, merokok, narkoba, kebut-kebutan, judi, seks bebas).
§ Demi kepentingan siapakah kebebasan kaum muda? (demi kepentingan kaum muda/anak sendiri).
§ Demi kepentingan siapakah kebebasan yang dikhawatirkan oleh orang tua? (Kaum muda/anak).
§ Demi kepentingan siapakah kebebasan yang dilarang di sekolah? (demi kepentingan siswa dan sekolah).
Kerja Kelompok:a.
Kelompok Dekorasi; menata dan mendekor suatu area pementasan di halaman / kebun atau didalam ruangan bila hujan. Dekorasi dibuat artistik, dan setiap anggota kelompok harus terlibat dalam persiapan dan penataan. Tulisan tema, aksesoris hiasan diserahkan sepenuhnya kepada kreativitas kelompok.
Kelompok Seni Suara; melatih 2 (dua) lagu daerah dan 1 (satu) lagu pop yang digemari kaum muda, untuk dipentaskan dalam Panggung Kebebasan. Paduan suara dibawakan dengan memperhatikan harmonisasi suara. Boleh menggunakan iringan musik dan efek bunyi yang lain.
Kelompok Puisi; mengarang 2 (dua) puisi; satu tentang kebebasan yang diinginkan kaum muda, dan satu tentang kebebasan yang dikhawatirkan oleh orang tua. Semua anggota kelompok harus terlibat dalam pembacaan puisi pada waktu pementasan.
Habis Gelap Terbilah Terang |
Kelompok Drama I; mengarang dan melatih sebuah drama tentang kebebasan yang disukai kaum muda. Semua anggota harus terlibat dalam penyusunan dan pementasan. Kostum para pemain disesuaikan.
Kelompok Drama II; mengarang dan melatih sebuah drama tentang kebebasan yang ditakuti oleh para orang tua dan para guru. Semua anggota harus terlibat dalam penyusunan dan pementasan. Kostum para pemain disesuaikan.
Kelompok Bebas (Semau gue); kelompok ini tidak ada tugas khusus dari pembimbing. Mereka bebas untuk berbuat apa saja yang penting tidak meniru dan mengikuti kelompok yang lain.
Pentas di Panggung Kebebasan:
Ø Setelah sekitar 45 menit semua kelompok dikumpulkan di sekitar ’panggung’ yang disiapkan oleh Kelompok Dekorasi.
Ø Setiap kelompok diberi kesempatan 5-15 menit untuk mementaskan acara yang telah disiapkan.
Ø Selesai pementasan, pembimbing memberikan rangkuman dan peneguhan atas kreativitas setiap kelompok.
Contoh:
Sungguh luar biasa penampilan setiap seniman pada siang ini !
Kelompok dekorasi yang menyiapkan arena ‘Panggung Kebebasan’. Panggung ini ibarat dunia tempat kita hidup dan berkarya sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dianugerahkan Tuhan. Di atas panggung dunia, kita berperan sesuai petunjuk Tuhan, Sang Sutradara Agung.
Kelompok Seni Suara telah menghibur dengan dua buah lagu yang merdu. Dengan alunan suara yang biarpun serak-serak basah mereka menghiasi alam sehingga suasananya bertambah semarak. Karena setiap anggota mentaati aturan menyanyi sesuai keinginan aransemen penciptanya. Mereka bebas menyanyi bukan asal bunyi tanpa not dan nada, melainkan mereka tetap terikat pada aturan yang dikehendaki pengarang dan menghasilkan alunan suara yang harmonis. Tuhan, Sang Komponis Agung, menyemarakan dunia dengan musik alam, maka baiklah kita juga selalu bernyanyi memuji-Nya.
Kelompok sastra yang diwakili kelompok puisi mengobarkan semangat dan juga menghanyutkan perasaan lewat untaian kata-kata puitis. Tuhan, Penyair Agung juga mengungkapkan pesan-Nya dengan cara dan kata-kata yang indah, tetapi juga ada yang tegas untuk mengatur hidup kita, sehingga tidak terjadi kekacauan di atas dunia.
Kelompok drama pertama dan kelompok drama kedua, melakonkan kebebasan manusia sebagai makhluk bebas yang berbuat apa saja yang menurutnya menyenangkan. Tetapi ternyata kebebasan yang dimiliki kita sebagai kaum muda sering bertentangan dengan kebebasan yang ada pada orang lain, terutama para orang tua dan guru di sekolah. Maka bila kebebasan dipaksakan akan melahirkan kekacauan. Untuk itu kebebasan yang bertanggungjawab harus tetap berjalan pada alur kebersamaan dengan sesama. Tuhan, Sang Sutradara Agung menempatkan dan mengatur kita untuk memainkan peranan sesuai rencana-Nya.
Kelompok ‘Semau Gue’ adalah kelompok yang hidup terlepas dari tata aturan masyarakat. Tetapi benarkah mereka bisa bebas sebebas-bebasnya? Mereka akan berbenturan dengan masyarakat yang hidup berdasarkan tatanan norma dan moral yang sudah mapan. Kelompok ‘Semau Gue’ tidak akan sebebas burung di udara atau seperti ikan di lautan bebas. Mereka tidak akan berbuat sesuai kebebasan mereka. Keteraturan dan kedamaian hidup masyarakat diatur oleh pranata-pranata sosial berdasarkan konsensus dan undang-undang. Maka kita memang makhluk bebas tetapi bukan hidup sebebas-bebasnya tanpa aturan.
Menyanyikan lagu: Dunia Panggung Sandiwara
Komentar
Posting Komentar