SERSAN SATU


Oleh: Rofinus Emi Lejap

Pola Camping dan Retret “Penyegaran Hidup” adalah bermain sambil belajar. Unsur ceramah dibatasi seminimal mungkin. Para peserta diarahkan dalam berbagai aktivitas permainan, sesuai dengan semangat jiwa kaum muda. Permenungan dalam suasana silentium yang menjadi ciri khas retret tetap ada. tetapi tentu tetap mempertimbangkan subyek camping adalah kaum muda yang berjiwa muda juga.

SERSAN SATU tidak ada hubungan dengan pangkat yang digantung dalam simbol berbagai atribut pada pakaian dinas. Sersan Satu artinya serius – santai sampai tujuan selalu menjadi ciri khas camping dan retret ”Penyegaran Hidup”. Serius artinya setiap tema camping dibawakan dengan sungguh-sungguh, tetapi dalam suasana yang santai dalam berbagai permainan. Partisipasi setiap anggota di dalam kelompok harus tetap dihargai biar sekecil apapun bentuk partisipasi itu. 

Pada hari pertama, diadakan acara Pembukaan Camping. Acara pembuka ini penting karena cukup  menentukan ketertiban acara-acara selanjutnya. Acara Pembukaan dibawakan dalam gaya Pramuka, sebagai pintu masuk 'ketertiban' untuk acara-acara selanjutnya.

Acara kedua yaitu acara Perkenalan yang dibuat lucu dan menarik. Biarpun peserta sudah saling mengenal, perkenalan tetap diadakan untuk menggali minat yang ingin diperoleh di dalam camping. Perkenalan bisa menggunakan media gambar, potongan huruf, cerita atau nyanyian dan permainan. Kreativitas dari pembimbing sangat diharapkan menjadi dinamisator bagi pelaksanaan camping.

Acara ketiga adalah Sifat dan Sikap serta suasana yang diperlukan selama camping. Pembimbing menjelaskan suasana yang diharapkan tercipta selama camping dan retret "Penyegaran Hidup" seperti keheningan, kepekaan, kejujuran, dan keterbukaan.


Kemudian berturut-turut acara Pengarahan dan Pelaksanaan Sharing yang harus serius, hening dan rahasia. Sebab sharing tentang masalah pribadi setiap peserta di dalam kelompok tertutup sehingga terjamin kerahasiaan setiap anggota. Sharing yang penuh duka dalam doa lalu disegarkan dengan  Rekreasi Terpimpin yang ramai, aktraktif dan kocak. Ibadat Nikodemus menutup seluruh rangkaian acara pada setengah hari pertama. 

Pada hari kedua dimulai dengan Ibadat Pagi “Keterbukaan” mengawali acara-acara yang lain, pengarahan Siapakah Saya Ini?, Peristiwa dalam Hidup Saya, Kisah Mawar dan Cempaka, Rekreasi Terpimpin dan ditutup dengan Ibadat “Panggilan”. Suasana pada hari pertama mungkin agak ‘redup’ karena dipengaruhi situasi hati sebagian peserta masih terbawa pada suasana sharing dan pertanyaan yang diajukan kepada Tuhan. Tetapi pendampingan yang bijaksana akan membantu mengembalikan situasi yang ceria dan optimis. 

Pada hari ketiga peserta dibawa ke suasana apresiasi talenta diri yang diawali dengan ibadat pagi “Tembok-Tembok Pemisah”. ”Tembok Pemisah” adalah sekat-sekat egoisme yang memisahkan diri seseorang dari orang lain. Padahal untuk membangun suatu ’dunia’ yang indah dan nyaman untuk didiami mutlak dibutuhkan keterlibatan sesama manusia dan sesama ciptaan. Untuk itu sangat diperlukan adanya Persahabatan yang diaplikasikan dalam kancah ”Panggung Kebebasan” yang tetap mengacu pada norma-norma moral dan etika serta nilai religius. Norma-norma itu menjadi acuan selama hidup bagi mereka yang mengakui adanya hari kiamat dan ”Pengadilan Terakhir” menurut versi Kitab Suci. Ibadat Tobat merupakan jalan rekonsiliasi bagi segenap insan dengan sesama dan dengan Tuhan. 

Hari keempat merupakan hari ”Perutusan”. Peserta diharapkan untuk berani bertindak secara bijaksana di dalam hidup yang nyata. Hiking atau lintas alam adalah acara khas pramuka, tetapi mereka diberi tugas dalam kelompok yang semakin memantapkan pemahaman mereka akan kebaikan Tuhan melalui sesama dan alam ciptaan. 

Demikian Sersan Satu menjadi "komandan" yang bersahaja, sopan, ramah dan akrab dengan semua peserta camping. Dan sangat diharapkan setiap peserta dan para pambina pulang dengan pengalaman baru yang menyegarkan.***


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERISTIWA DALAM HIDUP SAYA

Panggung Kebebasan

REKREASI TERPIMPIN