KATA PENGANTAR



 
Sejauh mana pembinaan dilakukan bagi kaum remaja? Apakah Pendidikan agama  mampu membuat remaja dapat mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi? Adakah media yang dapat menjadi penyaring gencarnya budaya asing dan modern yang melanda bangsa ini dengan segala dampaknya, baik yang positif maupun yang negatif?


            Remaja adalah subjek yang sering dipersoalkan dan sekaligus menjadi objek penderita. Dalam masa transisi, dengan kondisi psikis yang labil mereka mudah terombang-ambing oleh pangaruh-pengaruh dari luar dirinya. Dalam masa ‘pencarian’ identitas diri atau jati diri itu terkadang remaja memang bingung dengan segala sesuatu yang mengitarinya. Mereka bertanya-tanya tentang dirinya sendiri serta perubahan-perubahan yang mereka alami. 

Entah sendirian atau dalam kelompok, mereka berusaha mencari jawab atas pertanyaan- dan permasalahan yang seribg dihadapi. Terkadang mereka mencoba sesuatu tanpa memperhitungkan akibatnya. Maka tidak jarang yang terjadi justru hal-hal yang tidak diharapkan oleh orang tua, masyarakat, dan institusi pendidikan.

            Remaja perlu pendampingan bila mereka berada dalam kebingungan dengan perubahan diri maupun hal-hal lain yang mengganggu jiwanya. Mereka tidak bisa dibiarkan mencoba-coba lalu bila salah langkah, baru diadili atau dipersalahkan. Orang dewasa yang bertanggungjawab terhadap pertumbuhan remaja ke masa depan, maka perlu ada terobosan-terobosan alternatif di luar lembaga pendidikan formal untuk membantu pembinaan kaum muda.         

Dari pengalaman mendampingi camping dan Retret “Penyegaran Hidup”, tampaknya model camping cukup efektif membantu para remaja. Pada awalnya, ada peserta yang ragu-ragu mengikuti kegiatan ini. Tetapi setelah sekali mengikutinya mereka mau mengikutinya lagi dengan sangat antusias.

            Alasan ketertarikan mereka, antara lain bahwa pengarahan dan pembahasan materi selama camping membantu membuka pandangan untuk mengarahkan diri dengan lebih baik ke masa depan.Seperti terungkap dalam sharing berikut;

“Saya semakin mengenal diri dan semakin menyadari cinta Tuhan melalui orang tua dan orang-orang lain. Dan saya merasa tergerak untuk membalas kebaikan yang dialami; dengan menghormati mereka dan berusaha untuk lebih bertingkah laku positif dalam hidup bersama."  
 
Ungkapan itu mungkin sangat biasa bagi orang dewasa, tetapi bagi para remaja mempunyai arti yang sangat istimewa bagi hidupnya. Maka kami memberanikan diri mengajak para pelajar khususnya dan kaum remaja pada umumnya serta para pembina kaum muda di mana pun agar mencintai model pembinaan melalui retret ala camping. 
Pembinaan model camping atau perkemahan, bila tidak bisa dilakukan di alam terbuka, bisa tetap diadakan di rumah retret, wisma atau hotel, tetapi sistem Pramuka gaya camping tetap diterapkan.  udah-mudahan dimasa teknologi informatika ini, kaum muda tidak kehilangan identitasnya sebagai citra luhur Tuhan.
***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERISTIWA DALAM HIDUP SAYA

Panggung Kebebasan

REKREASI TERPIMPIN