KISAH MAWAR dan MELATI

SAUDARA TIRI


Tuhan menghendaki supaya semua manusia hidup bahagia, tetapi ada sebagian manusia yang saling memangsa’. Manusia demikian seperti menjadi serigala bagi sesama dengan saling memfitnah, iri hati, benci, dengki, dendam, bahkan membunuh dengan alasan yang sepele. Misalnya, pernah ada siswa yang menikam teman sekelasnya hanya karena cemburu. Ada juga seorang cucu tega memukul neneknya dengan kayu hingga tewas karena neneknya tidak memberikan empat ribu rupiah yang dimintanya.

            Sikap dan tindakan negatif semakin memisahkan manusia satu sama lain. Itu berarti manusia menjauhkan diri dari Tuhan dan membentengi diri terhadap sesamanya. Rencana Tuhan adalah mengasihi dan menyelamatkan manusia, maka setiap tindakan yang merugikan sesama jelas bertentangan dengan kasih serta kehendak-Nya.

            Kisah Mawar dan Melati adalah sebuah cerita fiktif yang diadaptasikan dari kisah Kain dan Habel dalam Kitab Kejadian 4:1-16. Melalui kisah Mawar dan Melati, peserta diajak mengoreksi pengalaman hidup, terutama menyangkut keretakan relasi dengan orang lain. Misalnya ralasi dengan bapak, ibu, kakak, adik atau dengan guru karena perkataan atau perbuatan tertentu.

Ada siswa yang pernah memukul ibu kandungnya, dan ada pula seseorang yang dendam terhadap temannya sendiri. Para peserta perlu dibantu untuk semakin memahami bahwa tingkah laku negatif merusak relasi atau hubungan dengan sesama di rumah, dan juga degan orang-orang lain..

            Hubungan harmonis dengan orang tua, guru, dan teman-teman akan membantu untuk berelasi secara harmonis dengan Tuhan pula. Langkah untuk membangun relasi harmonis dengan orang lain dimulai dari diri sendiri. Penyadaran untuk menjadi orang baik tidak cukup hanya dalam pikiran dan niat saja, melainkan harus diwujudkan dalam sikap, kata-kata dan perbuatan yang baik.

Menyanyikan sebuah lagu, Manis hati-Mu

Cerita : Mawar dan Melati


Mawar dan Melati adalah dua orang dayang di sebuah kerajaan. Mereka bertugas mengasuh dan menghibur putri tunggal sang raja yang cantik jelita. Kedua dayang itu selalu berusaha menyenangkan hati tuan Putri dengan melaksanakan apa saja yang diminta olehnya.

 Ketika tuan puteri bertambah usia, bertambah juga kebijaksanaannya. Ia semakin ramah dan tutur katanya sopan kepada siapa saja, termasuk kepada dayang-dayangnya, Mawar dan Melati.

Menjelang ulang tahunnya ke-17, sang Puteri hendak merayakannya secara istimewa. Para hulubalang sibuk menyiapkan pesta. Ada yang latihan menari, menyanyi, pertunjukan drama, dan ada yang menyiapkan makanan yang serba lezat. Semua warga istana ingin mengambil bagian di dalam pesta tersebut untuk membahagiakan tuan Puteri. Maka selain menyiapkan acara dan hidangan, mereka juga menyiapkan kado istimewa untuk sang Puteri. Tidak ketinggalan dayang Mawar dan Melati.

Pada saat pesta dimulai, para hulubalang dan para punggawa berbondong-bondong mengucapkan selamat sambil menghaturkan hadiah kepada sang Puteri. Sang Puteri yang didampingi oleh ayah dan bundanya tampak  sangat gembira menyambut para tamu.

Setelah para hulubalang dan punggawa, giliran para dayang. Mawar membawa pot bunga dari porselin yang berukir sebagai hadiah. Mawar ingin agar tuan Putri menunjukkan bahwa persembahannyalah yang paling berkesan di hatinya. Dan Melati menghaturkan kain tenun buatannya sendiri dengan penuh hormat dan ketulusan hati sambil malu-malu karena khawatir tidak berkenan di hati tuan puteri. Tetapi, ternyata sang Putri lebih suka dengan persembahan hadiah dari Melati. Melihat itu, Mawar amat geram dan benci pada Melati.

Mawar mulai mencari siasat untuk melampiaskan kebenciannya kepada Melati. Setiap hari, Mawar mencari-cari kesalahan Melati agar dapat melampiaskan kekesalan hatinya. Sering, atas nama sang Puteri, Mawar membentak-bentak Melati dan berbuat semena-mena kepadanya. Bahkan terlintas dalam benak Mawar untuk membunuh Melati. Hal itu membuat Mawar sendiri selalu bersungut-sungut. Ia tidak lagi bekerja dengan tulus hati untuk melayani dan mengabdi sang Puteri, melainkan menuruti keinginan hatinya demi kepuasannya sendiri, dan demi mencelakai Melati. Sementara itu, Melati semakin berat menanggung penderitaan akibat ulah si Mawar.

Itulah kisah Mawar dan Melati, kedua dayang kerajaan. Pada mulanya mereka hidup rukun, tenteram, dan bahagia bersama tuan Puteri raja, tetapi kebahagiaan itu semakin hilang karena perasaan iri si Mawar yang merusaknya.

Diskusi kelompok:

a.   Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok beranggota 5-7 orang

b.   Pertanyaan diskusi:

1).  Manakah sifat dan perbuatan Mawar yang membawa penderitaan bagi  Melati?

2).  Mengapa Mawar semakin jauh dari sang Puteri?

3).  Anda sendiri lebih memiliki sifat-sifat Mawar atau Melati? 

        Jelaskan jawabanmu!

4). Hal-hal apa yang perlu diusahakan agar kita semakin memiliki sifat dan sikap hidup yang baik?

5). Apakah Kisah Mawar dan Melati mengajarkan bagi kita sikap terhadap Tuhan?. Jelaskan!

Jawaban kelompok ditulis pada se lembar kertas flap yang dilaporkan dalam pleno.

Pleno:

* Perbuatan dan sifat Mawar; Iri, benci, dendam, marah, rencana jahat hendak membunuh Melati.

  • Mawar makin jauh dengan Melati dan tuan Puteri, karena: berprasangka buruk, rasa irihati, mendendam, berniat mencelakakan orang lain.
  •  Saya dapat seperti Mawar bila: Iri kepada teman yang lebih kaya, lebih pintar, lebih cantik, lebih ganteng, lebih disayangi oleh guru.
  • Saya dapat seperti Melati jika:  mengasihi teman, rendah hati, tidak irihati, ikut mensyukuri keberhasilan teman.
  •  Usaha agar memiliki sifat dan sikap yang baik: selalu bersyukur dalam keadaan apapun, berusaha agar mendapat hasil kerja atau belajar yang memuaskan,  tidak iri       tidak cemburu,bersikap rendah hati,   jujur, suka menolong/membantu  biarpun tidak diminta. 
  • Kisah Mawar dan Melati serta Sikap terhadap Tuhan: Irihati dan benci serta sikap negatif yang lain kepada sesama semakin menjauhkan diri dari Tuhan karena semua sikap dan sikap negatif bertentangan dengan hukum cinta kasih, yaitu mengasihi Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap akal budi dan dengan segenap tenaga, dan mengasihi sesama seperti diri sendiri. 










Peneguhan:

Ø Sifat iri hati, benci, sombong dan mau menang sendiri merugikan diri sendiri, merugikan dan mencelakakan orang lain.Tidak ada untungnya kita memiliki dan memelihara sifat-sifat itu. Dan rupanya semua kelompok sepakat bahwa harus dihilangkan dalam hidup. 

Ø Tuhan mengajarkan hukum cintakasih yang berbunyi: Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu  dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Mat 22:37-39)

Ø Ajaran Tuhan dan kesadaran untuk mengasihi serta mencintai sesama perlu diwujudkan dalam hidup sehari-hari di rumah, di sekolah, di tempat kerja, dan dalam pergaulan dengan teman-teman dengan rajinbelajar, bekerja membantu orangtua, sabar, ramah, tabah, tekun dan disiplin.

 Tugas Pribadi:

  • Renungkan dan ingatlah, siapa saja yang pernah kamu sakiti hatinya.
  • Tulislah sebuah surat yang isinya meminta maaf kepada orang yang pernah kamu sakiti itu dan nyatakanlah sesal serta niat untuk memperbaiki diri serta memperbaiki hubungan dengannya. ((Tugas dikumpulkan).
  • Tugas dikerjakan sendiri-sendiri tidak boleh berkelompok, karena semua tetap menjaga keheningan.

Contoh Surat:

                              Sahabatku,

Persahabatan kita sejak kelas satu SD sampai di SMP, sehingga kita sudah seperti bersaudara. Tetapi belakangan  engkau semakin menjauhiku. Aku tahu itu akibat perkataanku yang memojokanmu ketika engkau dan Devi bertengkar di dalam kelas. Perbuatanku membuat engkau sakit hati, menjauhiku, dan tidak mau lagi berteman denganku lagi. Aku juga tidak begitu sadar mengapa waktu itu aku sampai hati meluapkan kata-kata yang kasar, padahal pertengkaran kamu tidak menyangkut diriku. Aku sungguh super bego!

Sahabat, aku sungguh menyesal dan mau berbaikan lagi denganmu. Maukah engkau berteman denganku lagi? Aku tidak mau menjadi Mawar seperti dalam cerita tadi. 

Semoga engkau mau menjadi sahabatku lagi.

                  Salam dari sahabatmu yang menunggu balasan!

                              Daniel (bukan nama sebenarnya)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERISTIWA DALAM HIDUP SAYA

Panggung Kebebasan

REKREASI TERPIMPIN