SETIAP ORANG DIPANGGIL TUHAN SECARA ISTIMEWA.
Adanya manusia bukanlah suatu kebetulan. Tuhan, Bapa Sang Pencipta mempunyai rencana atas diri setiap orang. Dalam Kitab Kejadian dikisahkan bahwa manusia diciptakan Tuhan sesuai dengan citra-Nya untuk berkuasa atas segala ikan, burung, ternak, dan atas seluruh ciptaan di bumi (Kej. 1:26). Dan Tuhan menganugerahkan ‘talenta’ berupa bakat, kepandaian dan tenaga kepada manusia, agar manusia dapat menjalankan tugas dari-Nya itu.
Manusia diciptakan bukan sebagai makhluk egois, melainkan sebagai makhluk sosial yang mempunyai kemampuan untuk hidup dan berkembang bersama orang lain. Tuhan Allah berfirman: ”Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja.” (Kej 2:18). Dan Tuhan memanggil setiap manusia dengan namanya, dan setiap orang dikaruniai kemampuan demi perkembangannya di dalam hidup bersama sesama.
Manusia dipanggil untuk meneruskan karya penciptaan-Nya, baik untuk perkembangan manusia maupun pemeliharaan dan pelestarian alam serta makhluk hidup yang lain; tumbuh-tumbuhan dan hewan. Jadi manusia tidak menjadi penghancur kehidupan, melainkan melanjutkan karya keselamatan Tuhan. Manusia menjaga supaya tidak ada makhluk hidup yang menjadi habis atau punah dari muka bumi.
Mistikus terkenal, SantoFransiskus dari kota Asisi – Italia, diangkat oleh Bapa Paus Yohanes Paulus II sebagai pelindung ekologi. Santo Fransiskus menyapa sekalian makhluk ciptaan dengan sebutan saudara dan saudari. Artinya ia memperlakukan semua makhluk sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari hidup manusia. Jika sungguh-sungguh menghayati substansi semua ciptaan, kita akan mengakui kebenaran sapaan Santo Fransiskus.
Ibadat panggilan mengajak peserta untuk menyadari bahwa setiap manusia diciptakan secara istimewa oleh Tuhan. Keistimewaan itu, antara lain berupa akal budi, hati nurani, bakat-bakat serta kemampuan-kemampuan lain yang tidak dimiliki oleh binatang-binatang, unggas dan tumbuh-tumbuhan. Keistimewaan itu tidak sekedar untuk dibanggakan atau disombongkan, melainkan untuk dipelihara, dikembangkan serta digunakan bagi keselamatan diri, sesama dan makluk makhuk hidup yang lain.
Dalam ibadat panggilan peserta menerima lilin bernyala sebagai lambang bahwa dirinya menerima kemampuan-kemampuan baik dari Allah. Tuhan Allah menaruh terang kasih-Nya dalam diri manusia untuk diteruskan lagi kepada sesama dengan perkataan dan perberbuatan yang baik.
Apa sesungguhnya Panggilan Tuhan bagi hidupku? |
Musik : Meditation
Pengantar:
Adik-adik terkasih, acara-acara yang kita alami sepanjang hari tadi kiranya semakin membuka hati kita terhadap setiap kenyataan hidup. Sejak bangun pagi, kita sudah disapa oleh keindahan alam dan sesama dalam ibadat pagi “Keterbukaan" Dalam acara “Siapakah Saya ini?” kita mencoba menyelami dan mengenal diri kita masing-masing; mana sisi baik dan buruknya – sisi positif dan negatifnya. Dalam kisah hidup Marni, kita pun diajak menggali pengalaman hidup kita sendiri. Dan dalam kisah “Mawar dan Melati,” kita diingatkan akan diingatkan akan sifat serta sikap baik yang membangun persahabatan dengan sesama, dan juga sifat-sifat buruk yang dapat merusak relasi kita dengan sesama, dan juga dengan Tuhan sendiri.
Sekarang, marilah kita menyadari dan memahami maksud panggilan Tuhan atas diri kita.
Menyanyikan sebuah lagu: Masa Muda.
Doa Pembukaan:
Tuhan, Bapa yang Mahakasih, Engkau telah memanggil kami ke dalam dunia ini dengan menciptakan kami sebagai makhluk yang istimewa. Engkau menganugerahi kemampuan-kemampuan kepada kami agar kami dapat mengembangkannya demi kebahagiaan hidup kami, kebahagiaan hidup sesama dan kelestarian alam semesta serta ciptaan-Mu yang lain. Terangilah hati dan budi kami dan berilah kami keberanian agar makin mantap menjawab panggilan-Mu dan berani pula melaksanakan kehendak-Mu dalam hidup kami. Demi Yesus Kristus, Penyelamat kami, yang hidup bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan kutipan teks Kitab Suci
Orang Pertama: Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: ”Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.” (Kejadian 12:1-2)
Orang Kedua: Ketika Tuhan memanggil, Samuel bangun dan berkata, “Berbicaralah, ya Tuhan, sebab hamba-Mu ini mendengarkan”. (I Sam 3:13)
Orang Ketiga: Firman Tuhan datang kepada Yeremia, bunyinya: ”Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” (Yer 1:4-5)
Orang Keempat: Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barang siapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup”. (Yoh 8:12)
Orang Kelima: Yesus bersabda: “Kamu adalah terang dunia, kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga” (Mat 5 : 14-16)
Orang Keenam: Yesus berkata kepada Matius: "Ikutlah Aku" (Mat. 9:9)
Renungan:
Tuhan memanggil manusia, hal itu kita baca melalui kesaksian Kitab Suci. Saya yakin setiap agama mengungkapkan peristiwa panggilan itu, dan pada malam ini kita telah mendengarkan contoh panggilan yang dikutip dari Kitab Kejadian, Kitab Samuel, Kitab nabi Yeremia, Injil Yohanes dan Injil Matius.
Contoh Abraham atau Ibrahimyang dipanggil Allah, dan dijanjikan akan dijadikan bangsa yang besar, dan Abraham juga akan menjadi berkat. Contoh panggilan Samuel, menunjukkan kepada kita bagaimana sikap seorang hamba terhadap Tuhan yang memanggil. Nabi Yeremia melukiskan pernyataan Allah bahwa manusia dibentuk dan sudah dikenal Allah serta garis tugas yang telah ditentukan-Nya. Yesus memperkenalkan diri sebagai terang dunia, jadi setiap orang yang mengikuti-Nya akan mempunyai terang hidup. Dan terang itu bersinar melalui perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan.Dan Rasul Matius yang sebelumnya adalah seorang pemungut cukai atau penagih pajak mendapat panggilan dari Tugan Yesus sendiri.
Di dalam Ibadat Panggilan ini kita diajak untuk menyadari bahwa kita sungguh-sungguh dikasihi oleh Tuhan dan dipanggil oleh-Nya secara istimewa untuk menjadi partner atau kawan kerja-Nya menyebarkan kasih-Nya dengan melakukan perbuatan- perbuatan baik. Bagaimana kita menjawab panggilan Tuhan itu?
Tuhan menghendaki agar kita melakukan perbuatan yang baik, sehingga menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Tuhan telah menciptakan kita dan menganugerahkan kemampuan dan bakat yang kita kembangkan agar berguna. Tuhan sudah memanggilmu, sekarang apa jawabmu?
Upacara Panggilan: (penerimaan lilin)
Adik-adik, kita dipanggil Tuhan untuk menjadi berkat dan penerus karya-Nya. Pada malam ini, kita datang ke hadirat Tuhan untuk mempersembahkan seluruh diri kita kepada-Nya. Kita juga memohon rahmat-Nya agar kita mampu membuat niat baik untuk memperbaiki kesalahan dan dosa-dosa, sehingga kita dapat menjawab panggilan-Nya dengan hati yang bersih dan mantap untuk dapat melaksanakannya penuh tanggungjawab.
Sekarang kalian akan dipanggil satu per satu dan diberi lilin bernyala sebagai lambang bahwa kalian dipanggil Tuhan dan menerima segala kebaikan serta tugas yang dipercayakan oleh Tuhan. Setelah menerima lilin, pasanglah pada wadah yang telah disiapkan, berlutut dan berdoalah sebentar dalam hati lalu kembali ke tempat duduk. Peserta yang dipanggil namanya, harus menjawab “Ya Saya datang” (Tiga peserta yang akan membacakan doa dipanggil untuk menerima lilin pertama kali).
Peserta 1: Tuhan, saya datang untuk memperoleh terang dari-Mu. Semoga melalui terang cahaya-Mu yang dilambangkan dengan lilin bernyala ini, saya dapat lebih mengenal kebaikan- kebaikan-Mu di dalam diriku dan juga yang ada di dalam diri teman-teman. Amin.
Peserta2: Tuhan yang mahabaik, perasaan saya gembira dan sedih silih berganti. Saya mempersembahkan seluruh perasaan saya dan juga perasaan teman-teman saya ke dalam tangan-Mu. Mampukanlah kami mengolah perasan dan keinginan itu, sehingga dapat mengikuti seperti yang Engkau kehendaki. Amin.
Peserta 3: Tuhan, terima kasih atas anugerah kehidupan yang Engkau berikan kepada kami. Kami mempersembahkan kembali suka dan duka hidup kami ke dalam tangan-Mu. Buatlah agar kami mampu menjawab panggilan-Mu dengan giat belajar, rajin bekerja dan melakukan perbuatan baik di manapun kami berada. Amin.
(Peserta yang lain dipanggil namanya, maju menerima lilin, memasangnya, berdoa sejenak lalu kembali ke tempat duduk. Upacara diiringi musik rohani instumentalia).
Peneguhan:
Adik-adik yang baik, kita telah menerima lilin yang melambangkan bahwa kita telah menerima terang dari Tuhan yang memanggil kita, berupa sifat-sifat yang baik, bakat-bakat dan kemampuan yang lain. Dengan terang dari Tuhan, kita dimampukan untuk mengenal diri secara lebih baik. Pengenalan akan hal-hal positif yang kita miliki, kita wajib mensyukurinya. Sebaliknya kita juga mengenal keterbatasan atau kekurangan-kekurangan kita yang merugikan diri sendiri dan sesama. Dengan tulus dan rendah hati kita mengakui segala dosa serta kekurangan-kekurangan dan memohon rahmat pengampunan dari-Nya.
Dengan menerima terang dari Tuhan, kita pun mempunyai kewajiban menjadi terang bagi sesama. Dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang membahagiakan orang lain yang ada di sekitar kita. Pertama dimulai dari dalam keluarga kepada ayah dan ibu serta sanak-saudara. Dengan demikian kita terbiasa untuk berbuat baik kepada orang-orang lain di luar keluarga kita.
Menyanyikan lagu: Dengar Dia Panggil Nama Saya.
Doa Penutup:
Tuhan Yesus, Engkau adalah Terang Dunia dan siapa yang mengikuti Engkau tidak akan berjalan dalam kegelapan. Engkau telah memanggil kami dan menganugerahi terang-Mu kepada kami. Semoga, kami hidup sebagai anak-anak terang dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik demi kemuliaan-Mu dan kebahagiaan hidup kami. Malam ini, buatlah kami beristirahat dalam kehangatan kasih-Mu sehingga besok pagi kami bangun dalam keadaan sehat dan segar, sehingga dapat mewujudkan panggilan-Mu melalui perbuatan-perbuatan nyata. Amin.
***
Komentar
Posting Komentar