Kejujuran dan Keterbukaan

 

Beginilah kami berbeda namun senasib.

Pada hari kedua, peserta mulai dibawa masuk ke dalam dirinya untuk mengenal kebaikan-kebaikan yang dianugerakan Tuhan kepadanya melalui perantaraan sesama: orang tua, bapak-ibu guru, teman-teman, dan orang lain terutama masyarakat di lingkungannya. Tuhan juga mengaruniakan kebaikan melalui berbagai peristiwa hidup, entah peristiwa menyedihkan atau menggembirakan.

Dengan pengenalan itu, peserta diharapkan dapat lebih membuka diri terhadap kebaikan Tuhan dan terbuka untuk meneruskan kebaikan itu kepada sesama dengan berbuat baik dan menolong orang lain. Akhirnya, mereka juga dapat menerima kelebihan dan kebaikan yang dikerjakan Tuhan melalui orang lain.

Jadi, sikap terbuka merupakan kemampuan untuk menerima dan memberi. Manusia terbuka untuk menerima kebaikan-kebaikan dari Tuhan dan terbuka untuk membagikan kebaikan itu kepada sesama dan juga kepada ciptaan yang lain dengan memelihara serta memanfaatkannya secara bijaksana. Dengan penuh syukur manusia menerima dari Tuhan dan sesama, dan dengan penuh syukur pula hendaklah ia meneruskan kebaikan itu kepada sesama.

 

Pada pagi yang bening dan hening membuka diri kepada Sang Pencipta

Morning Has Broken

Pengantar ke dalam keheningan

Adik-adik yang baik, duduklah dengan tegak dan santai serta usahakan jangan bersandar pada badan teman. Letakkanlah telapak tanganmu di atas paha dan pejamkanlah mata. Tariklah nafas perlahan-lahan, dan hiruplah udara pagi yang segar, kemudian hembuskanlah secara perlahan-lahan pula. Ulangi berkali-kali dan rasakanlah bahwa Tuhan memberi hidup di pagi ini. Hiruplah napas kebaikan RohTuhan dengan penuh syukur.

Dengarkanlah juga suara-suara yang dapat kita tangkap saat ini; ada bunyi kendaraan di kejauhan ... suara manusia …kokok ayam … kicau burung …bunyi jangkrik... desir angin di dedaunan … dan rasakanlah sejuknya udara pagi ini. Dengarkan juga desah napas teman di samping kiri dan kananmu.

Konsentrasilah pada nafasmu sendiri dan coba dengarkan detak jantungmu. Ketika kita tidur, Tuhan  membuat jantung tetap berdetak dan bekerja sehingga kita bisa bangun dalam keadaan sehat dan segar. Tuhan begitu baik, maka pantas Ia kita sembah, sebab Dia Mahabaik dan Maha agung. Ia menjaga kita sepanjang waktu tanpa lewat sedetik pun.

Perdengarkan musik renungan instrumentalia.

Bukalah mata dan hatimu; pandanglah teman-temanmu dan alam semesta dengan pandangan yang baru. Sampaikanlah syukur kepada Tuhan atas pagi yang penuh rahmat ini, sambil kita berdoa:

                        Allah Bapa,  kami haturkan syukur kepada-Mu. Betapa baik dan ajaib  Engkau menjaga hidup kami sepanjang waktu, teristimewa pada malam tadi, sehingga pagi ini kami bangun dalam keadaan segar. Maka sangat pantaslah kami memuji,  menyembah dan bersyukur kepada-Mu.

                         Bimbinglah kami sepanjang hari ini. Anugerahkanlah keberanian agar kami dapat membuka pikiran dan perasaan satu sama lain, sehingga kami juga membuka hati kepada-Mu. Sebab Engkaulah Penyelenggara hidup kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Cerita ilustrasi

Pada suatu tengah malam bapa Laba kedatangan tamu istimewa, yaitu bapa Dorgole dari tempat yang jauh. Perjalanan tamu itu harus  melewati gunung, hutan, padang rumput dan lembah. Tidak ada rumah makan sehingga ia kelelahan, kehausan dan kelaparan. Menyambut kedatangan tamu ditengah malam, bapa Laba kebingungan. Nasi sudah mereka habiskan dan juga tidak ada beras untuk memasak yang baru, sementara itu istri dan anak-anaknya sudah tertidur lelap. Tetapi bapa Laba masih ada harapan! Tetangganya, bapa Baha biasanya selalu menyimpan nasi yang kelebihan.

Dengan tidak malu bapa Laba pergi mengetuk pintu bapa Baha dan meminta nasi untuk tamunya. Bapa Baha mendengar sebentar suara memanggilnya, tetapi kemudian pulas lagi karena rasa kantuk yang tidak  tertahankan. Biarpun agak merasa malu, bapa Laba mengetuk pintu dan meminta nasi lagi. Ia tidak mau membiarkan bapa Dorgole tidur dengan perut lapar. Karena bapa Laba terus memanggil dan meminta, akhirnya bapa Baha bangun juga untuk mengambil nasi yang diperlukan.

Bapa Laba seorang yang sudah tua, meminta nasi ditengah malam pada tetangganya bapa Baha yang lebih muda. Keterbukaan bapa Laba yang tidak segan dan merasa malu itu membuat hati bapa Baha luluh dan mengabulkan permintaannya di tengah malam itu.

Renungan:

Adik-adik yang baik, cerita tentang Bapa Laba, menunjukkan bahwa dalam hidup ini kita harus berusaha untuk memperoleh suatu hasil. Sesuatu yang indah dan membahagikan perlu diraih, digapai, dan diusahakan dengan seluruh pikiran dan tenaga dengan tetap berdoa dan mendengarkan suara hati.

      Sesungguhnya, kita sudah banyak memperoleh kebaikan Tuhan melalui orang tua, sanak saudara, bapak-ibu guru, teman-teman dan juga dari orang lain. Melalui mereka, Tuhan menganugerahkan banyak kebaikan kepada kita. Tetapi hidup tidak terbatas sampai pada diri sendiri. Kita mempunyai masa depan yang harus terus diperjuangkan dengan berdoa, belajar, dan bekerja. Dengan usaha-usaha itu kita pasti memperoleh hasil yang mungkin mendekati harapan, sesuai harapan atau bahkan berlipat ganda.

      Setelah membuka diri untuk menerima segala kebaikan, kita juga harus terbuka untuk membagikan kebaikan kepada orang lain. Tuhan menyelamatkan kita supaya kita juga menjadi alat penyelamatan-Nya. Kita tidak hidup untuk diri sendiri, dan hal itu pun tidak mungkin terjadi karena kita selalu bersama dengan orang lain.

      Sikap menutup diri bukanlah kehendak Tuhan karena dengan menutup diri orang  menjadi  sombong, dan mementingkan diri sendiri. Dengan menutup diri  orang menjadi gampang curiga, marah, jengkel, dan dendam kepada orang lain serta cenderung memisahkan diri dari orang lain.

      Lihatlah matahari yang tidak jemu-jemu memancarkan cahaya yang menyinari muka bumi. Dengarlah kicauan burung yang tidak pernah belajar seni suara, tetapi menyumbangkan suaranya untuk menyemarakkan kesunyian alam semesta serta mengubahnya dari kejenuhan dan putus asa kepada keceriaan. Rasakanlah hembusan angin dengan udaranya mengisi setiap ruangan serta bergerak ke segala penjuru.

Betapa indahnya hidup ini kalau kita saling membuka diri menyatakan kebutuhan kita satu sama lain, menawarkan bantuan dan pertolongan kepada orang lain, menyapa dan menghibur teman-teman yang sedang dilanda kesusahan. Betapa menyenangkan bila kita hidup di dalam kasih Tuhan dengan saling berbagi dan membahagiakan.

2.      D Penutup:

Allah, Bapa kami yang mahamurah dan mahabelaskasih, kami percaya bahwa Engkau sudah mewahyukan diri untuk bersolider dengan kami dalam suka duka hidup. Kami menyerahkan diri ke dalam bimbingan-Mu, teristimewa untuk seluruh acara yang akan kami jalani hari ini.  Sebab hanya Engkaulah Allah kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Lagu : Surya bersinar

***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERISTIWA DALAM HIDUP SAYA

Panggung Kebebasan

REKREASI TERPIMPIN